Saturday, 20 May 2017

Bekam Di Parongpong Bandung Barat

Terapi Kini Semakin Mudah Dan Nyaman Karena Bisa Dilakukan Di Rumah Anda
Kami Melayani Berbagai Terapi Panggilan Untuk Wilayah Kota Bandung Dan Sekitarnya Diantaranya :
     
Ruqyah Syar'iyyah
Bekam / Hijamah
Gurah Hidung
Gurah Mata
Gurah Telinga
Terapi Lintah
Reflexy
Pijat Tradisional
Yumeiho


Hubungi :

Abu Haura - 085295035000 ( Tlp / SMS / WA )
Jalan Pungkur Bandung

Silahkan di share melalui Facebook atau Tweeter

KEAJAIBAN THIBBUN NABAWI SEBAGAI PENGOBATAN ALA NABI MUHAMMAD S.A.W.


Pengetahuan Rosulullah SAW. tentang kesehatan dan ilmu pengobatan ialah berasal dari wahyu. Oleh sebab itu apabila ada yang meragukan kemampuan Nabi Muhammad SAW dalam hal pengetahuan pengobatan Thibbun Nabawi yang salah satu diantaranya adalah bekam, sama saja dengan meremehkan kebenaran Firman Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur'an surat An-Najm :

"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya, ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya, yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat". (Q.S. An-Najm : 2-5).

Membedah perjalanan hidup Rasulullah SAW adalah hal menarik untuk ditekuni, terkecuali menelisik lebih jauh bagaimana sang nabi yang mulia mewariskan gaya hidup sehat sebagai petunjuk untuk umatnya. Tidak ayal, sejak baginda Rasulullah SAW masih hidup, perilaku sehat itu langsung ditiru oleh para sahabatnya.

Adapun para ulama sepeninggal Rasulullah SAW, mereka tidak mau ketinggalan. Merekalah yang mempopulerkan gaya hidup Rasulullah SAW dengan menghidupkan sunnah, menyelami hikmahnya dan membukukannya. Karena itu setiap zaman ada saja ulama yang membuat bahasan mengenai cara hidup sehat ala Nabi Muhammad SAW dalam sebuah bab atau buku tersendiri.

Salah satunya adalah kitab shahih karangan Imam Bukhari yang terdapat bab yang berjudul "Ath-thibb", kitab Shahih yang masih bisa kita temukan sampai sekarang. Selain itu terdapat lagi beberapa ahli hadits yang melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh Imam Bukhari diantaranya yaitu Abu Dawud, Ibnu Majah serta kitab Abu Nu'aim Al-Isfahani yang didalamnya terdapat Bab yang berjudul "Ath-Thibb" tidak jauh berbeda dengan kitab yang dikarang oleh Imam Bukhari.

Namun disisi lain pembukuan teks yang menyangkut pengobatan ala Rasulullah  SAW juga didorong oleh penguasa. Tercatat Khalifah al-Makmun pernah meminta Ali Ridha r.a., cicit Nabi Muhammad SAW, untuk menyusun kitab pengobatan Nabi Muhammad SAW. Namun yang sangat disayangkan karya tersebut telah lenyap. Beberapa kitab serupa pun mengalami nasib yang sama misalnya kitab karya Imam Ibnu Sunni.

Adapun istilah ath-Thibbun Nabawi sejatinya mulai dimunculkan oleh para ulama muslim yang piawai dalam ilmu pengobatan pada abad 13-14 Masehi. Pada saat itu beberapa ulama ingin menggaungkan ilmu kedokteran dalam bingkai keimanan sehingga praktik pengobatan terjaga dari kesyirikan, takhayul dan khurafat.

Tercatat semisal Ibnu Qoyyim Al-jauziyyah mengulas ath-Thibbun Nabawi dalam kitabnya Zaadul Maad Fi Hadyi Khairil Ibad, Ibnu Muflih al-Maqdasi dalam Al-Adab asy-syar'iyyah, dan imam adz-Dzahabi yang juga menulis Kitab Thibbun Nabawi. Selain itu, dikalangan dokter ada Abdul Latif al-Baghdadi, penulis buku penyakit diabetes yang juga disebut sebagai pemilik Al-Tibb min al-Kitab wa al-Sunna.

Realitanya sampai sekarang saat ini di Srilanka masih berdiri sebuah Fakultas kedokteran yang menggunakan kitab Ath-Thibbun Nabawi karya Ibnul Qayyim sebagai textbook untuk mahasiswa kedokteran mereka. Pertanyaannya apakah calon praktisi medis itu belajar sesuatu yang abstrak ? kenyataannya tidak.

Hal itu karena ada kesinambungan dalam pembelajaran ilmu pengobatan klasik dan metode eksperimental modern seperti sekarang. Jadi, kajian untuk mengurai penyakit dan obat-obatan yang tercantum dalam karya Ibnul Qayyim terus berkembang hingga saat ini. Hal itulah yang tidak kita miliki di Indonesia.

Praktisi yang berembel-embel Ath-Thibbun Nabawi di Indonesia telah banyak beredar sampai ke pelosok-pelosok. Tapi diantara mereka ada yang menggunakan teori yang berbeda dengan para ulama dalam menjelaskan sunnah Nabi Muhammad SAW di kitab Ath-Thibbun Nabawi, seperti TCM (Tradisional Chinese Medicine), misalnya. Inilah yang membuat karya Ibnul Qayyim tersebut tidak terurai dengan sempurna. (Sumber : Keajaiban Resep Obat Nabi Menurut Sains Klasik dan Modern, Joko Rianto ; 2015).


Sejarah Bekam Di Bandung

 

Kami Melayani Terapi Bekam Panggilan Untuk Wilayah Kota Bandung Dan Sekitarnya
Hubungi : Abu Haura - 0852 9503 5000

Bandung Sejak dulu dikenal dengan julukan kota kembang, selain itu juga Bandung dikenal dengan julukan Paris Van Java. Sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat, Bandung terdiri dari berbagai pusat perindustrian, pusat perdagangan dan juga sebagai pusat perkantoran.

Pengobatan bekam di Bandung memang sudah dikenal sejak dahulu kala, namun perkembangan bekam di Bandung mulai berkembang pesat sejak tahun 2000an dimana sejak itu mulai tumbuh berbagai klinik bekam yang dipadukan dengan ruqyah dimana keduanya sama-sama merupakan pengobatan Thibun Nabawi atau pengobatan ala Nabi Muhammad SAW.

Salah satu komunitas yang turut andil dalam mempopulerkan perkembangan bekam di Bandung adalah BRC ( Bekam Ruqyah Center ) yang didirikan oleh Ustadz Hasan Badri Pada Tahun 2004. Dari Tahun ke tahun BRC mulai tumbuh dan  berkembang pesat, ditandai dengan dibukanya Cabang klinik BRC di berbagai daerah di Kota Bandung. diantaranya BRC Banjaran, BRC Ujung Berung, BRC gegerkalong, BRC Margahayu, BRC Cimahi, BRC Pajajaran, BRC Suci, BRC Cibinong, BRC Dago, BRC Buah Batu, BRC Cibaduyut / Leuwi Panjang, BRC Cijerah dan BRC Antapani. Setelah dibukanya beberapa cabang dikota Bandung, BRC mulai mengembangkan sayapnya ke luar Bandung, yaitu dengan dibentuknya klinik BEKAM di berbagai kota di Jawa Barat sehingga BRC yang semula singkatan namanya (Bandung Ruqyah Center) terpaksa harus mengubah namanya menjadi Bekam Ruqyah Center, karena cabangnya tidak hanya berkembang di Kota Bandung tetapi hampir semua kota di Jawa Barat bahkan sampai ke Bali.

Bekam atau dalam Bahasa Arab disebut dengan Al-Hijamah (Arab: الحجامة; al-hijamah) adalah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis (kental) yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia. Berbekam dengan cara melakukan pemvakuman di kulit dan pengeluaran darah darinya. Sel darah hanya bisah bertahan hidup selama 120 Hari (4 Bulan) lamanya, setelah itu sel darah akan mati dan diganti dengan yang baru. Kemanakah sel darah yang mati itu perginya? Sel darah yang mati tidak akan hilang dengan sendirinya tetapi tetap tinggal didalam tubuh dan jika dibiarkan terus menerus, sel darah yang mati ini akan menyumbat peredaran darah kita. Lalu bagaimanakah caranya membuang sel darah yang mati ini ? Jawabannya adalah dengan Berbekam, karena kalau lama dibiarkan didalam tubuh, sel darah yang mati ini akan menimbulkan penyakit. Bahkan dalam kasus yang parah darahnya ada yang sampai bau busuk.

 

Perbedaan Darah Hasil Bekam dan Darah Segar

 

  • Darah Hasil Bekam Tidak Berbau Amis ( Sunda : Hanyir ) Sedangkan Darah Segar Berbau Amis.
  • Darah Hasil Bekam Kalau Dijilat Tidak Terasa Asin Sedangkan Darah Segar Terasa Asin.
  • Darah Hasil Bekam Tidak Akan Dikerumuni Lalat Sedangkan Darah Segar Bisa Dikerumuni Lalat, Karena Darah Yang dihasilkan Melalui Proses Bekam Mengandung Toksin Dan Racun-racun Lain Di Dalam Tubuh, Sehingga Jika Lalat Maksa Untuk Memakannya Maka Lalat Tersebut Akan Mati.

Bekam merupakan perintah dari langit ketika Nabi Muhammad SAW Isra Mi'raj, dimana ketika itu beliau melewati sekelompok malaikat yang menyeru bahwa : Hai Muhammad, perintahkanlah umatmu untuk berbekam. Berikut Haditsnya :

Dari Abdullah bin Mas’ud RA, dia berkata: “Rasulullah SAW pernah menyampaikan sebuah hadits tentang malam dimana beliau diperjalankan bahwa beliau tidak melewati sejumlah malaikat melainkan mereka semua menyuruh beliau SAW dengan mengatakan: ‘Perintahkanlah umatmu untuk berbekam’.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/20), hasan gharib).

Pada malam aku di-isra’kan, aku tidak melewati sekumpulan malaikat melainkan mereka berkata: “Wahai Muhammad suruhlah umatmu melakukan bekam.” (HR Sunan Abu Daud, Ibnu Majah, Shahih Jami’us Shaghir 2/731)

Dari Ibnu ‘Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah aku berjalan melewati segolongan malaikat pada malam aku diisra’kan, melainkan mereka semua mengatakan kepadaku: ‘Wahai Muhammad, engkau harus berbekam’.” (Shahih Sunan Ibnu Majah, Syaikh al-Albani (II/259))

Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah aku melewati satu dari langit-langit yang ada melainkan para malaikat mengatakan: ‘Hai Muhammad, perintahkan ummatmu untuk berbekam, karena sebaik-baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah bekam,al-kist, dan syuniz semacam tumbuh-tumbuhan’.” (KitabKasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami, III/388)

Semenjak itulah Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada Para sahabat untuk berbekam. Sebagaimana disebutkan dalam hadits tentang bekam dibawah ini :


إِنَّ أَمْثَلَ مَا تَدَاوَيْتُمْ بِهِ الْحِجَامَةُ وَالْفَصْدُ
“Sesungguhnya metode pengobatan yang paling ideal bagi kalian adalah hijamah (bekam) dan fashdu (venesection).” (HR Bukhari – Muslim)

Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya cara pengobatan paling ideal yang kalian pergunakan adalah hijamah (bekam).” (Muttafaq ‘alaihi, Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim)

Sesungguhnya cara pengobatan paling ideal yang kalian pergunakan adalah hijamah (bekam) (Muttafaq ‘alaihi, Shahih Bukhari (no. 2280) dan Shahih Muslim (no. 2214)

Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah al hijamah (HR. Ahmad, shahih).

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya pada bekam itu terkandung kesembuhan.” (Kitab Mukhtashar Muslim (no. 1480), Shahihul Jaami’ (no. 2128) dan Silsilah al-Hadiits ash-Shahiihah (no. 864), karya Imam al-Albani)

Dari Ashim bin Umar bin Qatadah RA, dia memberitahukan bahwa Jabir bin Abdullah RA pernah menjenguk al-Muqni’ RA, dia bercerita: “Aku tidak sembuh sehingga aku berbekam, karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya didalamnya terkandung kesembuhan’.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Ya’la, al-Hakim, al-Baihaqi)

Kesembuhan bisa diperoleh dengan 3 cara yaitu: sayatan pisau bekam, tegukan madu, sundutan api. Namun aku tidak menyukai berobat dengan sundutan api ( HR. Muslim).

Penyembuhan terdapat dalam tiga hal, yakni meminum madu, sayatan alat bekam, dan sundutan dengan api. Dan aku melarang umatku berobat dengan sundutan api. (HR. Bukhori)

Dari Uqbah bin Amir RA, Rasulullah SAW bersabda: “ Ada 3 hal yang jika pada sesuatu ada kesembuhan, maka kesembuhan itu ada pada sayatan alat bekam atau minum madu atau membakar bagian yang sakit. Dan aku membenci pembakaran (sundutan api) dan tidak juga menyukainya.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya)

Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Jika ada suatu kesembuhan pada obat-obat kalian maka hal itu ada pada sayatan alat bekam.” Beliau bersabda: “Atau tegukkan madu.” (KitabKasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami, III/388)

Dari Ibnu Abbas RA, Nabi SAW bersabda: “Orang yang paling baik adalah seorang tukang bekam (Al Hajjam) karena ia mengeluarkan darah kotor, meringankan otot kaku dan mempertajam pandangan mata orang yang dibekamnya.” (HR. Tirmidzi, hasan gharib).

Jika pada sesuatu yang kalian pergunakan untuk berobat itu terdapat kebaikan, maka hal itu adalah berbekam (Shahih Sunan Ibnu Majah, karya Syaikh Al-Albani (II/259), Shahih Sunan Abu Dawud, karya Syaikh Al-Albani (II/731)).

Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda: “Kalian harus berbekam dan menggunakan al-qusthul bahri.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan an-Nasai dalam kitab as-Sunan al-Kubra no. 7581).

Dari Jabir al-Muqni RA, dia bercerita: “Aku tidak akan merasa sehat sehingga berbekam, karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya pada bekam itu terdapat kesembuhan’.” (Shahih Ibnu Hibban (III/440))

Dari Anas RA, dia bercerita: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Jika terjadi panas memuncak, maka netralkanlah dengan bekam sehingga tidak terjadi hipertensi pada salah seorang diantara kalian yang akan membunuhnya’.” (diriwayatkan oleh al-Hakim dalam kitabal-Mustadrak, dari Anas RA secaramarfu’, beliau mensyahihkannya yang diakui pula oleh adz-Dzahabi (IV/212))

Oleh karena itu kita sebagai umat muslim hendaknya kita menjadikan pengobatan bekam sebagai pengobatan yang utama bukan sebagai pengobatan alternatif. Selain biayanya relatif murah, pengobatan bekam juga merupakan pengobatan yang tanpa menimbulkan efek samping dibandingkan pengobatan dengan cara kimia (mengkonsumsi obat-obatan kimia).

Sudah banyak kasus pada pasien yang mengalami penyakit hipertensi, kolesterol, asam urat, diabetes dan lain-lain yang dengan izin Allah bisa sembuh dengan cara berbekam. Dan yang terpenting adalah bahwa bekam itu adalah sunnah yang telah dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, jadi dengan berbekam kita mempunyai dua manfaat yang pertama yaitu mendapat pahala karena telah melaksanakan sunnah yang telah dianjurkan oleh Rosulullah SAW dan yang kedua adalah mendapat kesehatan dengan berbekam itu sendiri.

Pengobatan Thibbun Nabawi merupakan khasanah warisan dari Rasulullah SAW yang keberadaannya hampir terlupakan dalam beberapa abad ini. Namun seiring dengan waktu, pengobatan ala Nabi ini mulai Booming kembali di Indonesia mulai tahun dua ribuan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :

  • Timbulnya beberapa riset yang membuktikan bahwa pengobatan ala Barat cenderung menyebabkan banyak efek samping yang membahayakan.
  • Adanya beberapa obat yang haram untuk kalangan umat Islam, karena mengandung beberapa unsur yang diharamkan menurut ajaran Islam
  • Pengobatan ala Barat bersifat membunuh satu Jenis penyakit tapi menimbulkan jenis penyakit baru. Munculnya kesadaran masyarakat bahwa pengobatan Thibbun Nabawi nyaris tanpa menimbulkan efek samping yang berbahaya, walaupun dampak kesembuhannya perlahan tapi pasti.
Perkataan Rasulullah tidak mungkin salah karena beliau dibimbing oleh wahyu, Rasulullah tidak mungkin memerintahkan sesuatu yang madharat bagi umatnya. Oleh karena itu dibalik Sunnah pasti tersimpan sebuah Hikmah. Yakinlah akan kebenaran risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW, semoga kita termasuk golongan yang selalu menjunjung tinggi Sunnah-Sunnah Nabi Kita, Muhammad SAW. Aamiiinnn....

 

Jenis-jenis Bekam / Alhijamah

 

Pernahkah kita mendengar istilah bekam tanduk, bekam api, bekam basah, bekam steril, bekam sayat, bekam jarum dan lain-lain. Apakah yang membedakannya dari berbagai macam istilah bekam itu? pada hakekatnya istilah-istilah itu sama saja, hanya ada beberapa hal yang sedikit membedakannya yaitu :

 

Dari Segi Alat Pelukaan, Bekam Dibagi Menjadi Dua Jenis Yaitu :

 

  • Bekam Sayat, yaitu bekam yang menggunakan pisau bisturi atau pisau bedah sebagai alat untuk melukainya. Bekam ini membutuhkan keahlian khusus karena resikonya cukup besar, bekam dengan pisau ini harus dilakukan dengan hati-hati karena jika penorehannya terlalu dalam akan menimbulkan keluarnya darah segar, selain itu jika pasien tiba-tiba bergerak saat dilakukan penorehan sangat beresiko tertusuk oleh pisau, oleh sebab itu pasien dihimbau supaya jangan melakukan gerakan-gerakan saat penyayatan berlangsung. Untuk proses latihan dalam tehnik bekam sayat ini yaitu dengan menggunakan media kertas hvs 70 gram yang ditoreh-toreh dengan pisau bisturi atau pisau bedah, jika penorehan pada kertas itu terjadi bolong maka hal tersebut dinyatakan tidak lulus ujian. Namun jika penorehan pada kertas itu tidak terjadi bolong maka itu pertanda bahwa orang tersebut sudah mahir dalam tekhnik bekam sayat. Bekam sayat sebenarnya lebih Sunnah daripada bekam jarum karena pada jaman Rosulullah juga menggunakan pisau sebagai alat pelukaannya.
  • Bekam Jarum, yaitu bekam yang menggunakan jarum sebagai alat pelukaannya. Bekam dengan tehnik ini relatif mudah dan tidak beresiko, oleh karena itu bekam jarum merupakan bekam yang paling banyak digunakan oleh para terapis dalam mengobati pasiennya.

 

Dari Jenis Cuppingnya Bekam Dibagi Menjadi Dua Yaitu :

 

  • Bekam Tanduk / Bekam Api, yaitu bekam yang menggunakan media tanduk sebagai cuppingnya. Bekam jenis ini menggunakan spirtus yang dibakar dengan api didalam tanduk itu sendiri kemudian ditempelkan pada bagian tubuh yang menjadi titik bekamnya sehingga otomatis menghisap sendiri tanpa harus di sedot dengan alat sedot. Pada Zaman Rosulullah memakai tanduk sebagai alat cuppingnya karena mungkin belum ada cupping dari bahan plastik atau kaca, Namun pada zaman sekarang juga masih banyak orang yang menggunakan bekam tanduk ini dengan alasan lebih sunnah. 
  • Bekam Yang Cupping Atau Gelasnya Terbuat Dari Bahan Plastik Atau Kaca. Bekam inilah yang sering digunakan oleh para terapis dalam menterapi pasiennya dengan alasan lebih mudah dan lebih praktis.

 

Dari Jenis Darah Yang Dikeluarkan, Bekam Dibagi Dua Yaitu :

 

  • Bekam Basah, yaitu bekam yang disertai dengan adanya pelukaan baik dengan jarum ataupun pisau bisturi. 
  • Bekam Kering, yaitu bekam yang tidak disertai dengan adanya pelukaan, melainkan hanya penghisapan saja.

 

Waktu Yang Baik Untuk Berbekam Di Lihat Dari Hari, Tanggal, Bulan Atau Tahun

 

Hari Yang Baik Untuk Berbekam

 

Hari Yang Baik Untuk Berbekam adalah Hari Kamis, Senin dan Selasa sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah SAW didalam haditsnya :

Dari Abu Hurairah RA, dia bercerita: “Rasulullah SAW bersabda:
‘Barangsiapa berbekam pada hari Rabu atau hari Sabtu, lalu tertimpawadhah (cahaya dan warna putih, lepra), maka hendaklah dia tidak menyalahkan, melainkan dirinya sendiri’.” (KitabKasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))
Dalam hadits lain juga disebutkan :

Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Berbekam dilakukan dalam keadaan perut kosong adalah yang paling ideal, dimana ia akan menambah kecerdasan otak dan menambah ketajaman menghafal. Ia akan menambah seorang penghafal lebih mudah menghafal. Oleh karena itu, barangsiapa hendak berbekam, maka sebaiknya dia melakukannya pada hari Kamis dengan menyebut nama Allah SWT. Hindarilah berbekam pada hari Jumat dan hari Sabtu serta hari Ahad. Berbekamlah pada hari Senin dan Selasa. Hindarilah berbekam pada hari Rabu, karena Rabu merupakan hari dimana nabi Ayyub tertimpa malapetaka. Tidaklah timbul penyakit kusta dan lepra, kecuali pada hari Rabu atau malam hari Rabu. (Shahih Sunan Ibnu Majah, II/261, karya Imam al-Albani) 

Tanggal Yang Baik Untuk Berbekam

 

Tanggal Yang Baik Untuk Berbekam adalah tanggal 15, 17, 19, dan 21 bulan Hijriyah (Bulan Islam)

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berbekam pada hari ke-17, 19 dan 21 (tahun Hijriyah), maka ia akan sembuh dari segala macam penyakit.” (Shahih Sunan Abu Dawud, II/732, karya Imam al-Albani)

Dari Abdullah bin Mas’ud RA, Rasulullah SAW bersabda: “ Sesungguhnya sebaik-baik bekam yang kalian lakukan adalah hari ke-17, ke-19, dan pada hari ke-21.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/204))

Dari Anas bin Malik RA, dia bercerita: “ Rasulullah SAW biasa berbekam di bagian urat merih (jugular vein) dan punggung. Beliau biasa berbekam pada hari ke-17, ke-19, dan ke-21.” (HR, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, sanad shahih)

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Berbekamlah pada hari ke-17 dan ke-21, sehingga darah tidak akan mengalami hipertensi yang dapat membunuh kalian’.” (KitabKasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ya’quub[9] : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin ‘Abdil-Hamiid Al-Haaritsiy[10] : Telah menceritakan kepada kami Husain bin ‘Aliy Al-Ju’fiy[11], dari Hamzah Az-Zayyaat[12], dari Abaan bin Shaalih[13], dari Anas, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Berbekamlah pada tanggal 15, 17, 19, atau 21. Jangan sampai darahmu bergolak “ [Al-Amaaliy, no. 331].

Bulan Yang Baik Untuk Berbekam :

 

Sampai saat ini saya belum menemukan keterangan yang menyebutkan bulan yang baik untuk berbekam, jadi bulan apapun merupakan bulan yang baik untuk berbekam, yang membedakan adalah hari dan tanggalnya.

 

Tahun Yang Baik Untuk Berbekam :

 

Begitu juga dengan tahun berbekam, Sampai saat ini saya belum menemukan keterangan yang menyebutkan tahun yang baik untuk berbekam, Jadi tahun berapa pun merupakan tahun yang baik untuk berbekam, jadi waktu yang baik untuk berbekam bukan dilihat dari bulan dan tahunnya tapi dilihat dari tanggal dan harinya.

Catatan Al-Khallal berkata:

“Aku diberitahu Ishmah bin Isham, dia berkata: Aku diberitahu Hambal, dia berkat: ‘Abu Abdullah Ahmad bin Hambal biasa melakukan bekam kapan pun ketika darah tidak normal dan kapan pun waktunya’."

Dari beberapa hadits di atas dapat disimpulkan bahwa Nabi SAW biasa melakukan bekam ketika sakit, tanpa harus melihat kapan waktunya, tanpa harus menunggu hingga tiba waktu tertentu. Secara ilmiah dan medis, jika waktu-waktu yang ditetapkan para ulama itu merupakan waktu yang paling baik dan paling tepat untuk melakukan bekam, karena pada saat itulah darah sedang tidak normal, maka waktu datangnya sakit merupakan waktu yang paling tepat dan efektif, karena saat itulah darah sedang tidak normal.

 

Batalkah Berbekam Ketika Sedang Berpuasa ? Inilah Jawaban Haditsnya......

 

Pada Bulan Ramadhan Umat Islam akan menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh, Namun bagi sebagian orang ada yang menganggap bahwa berbekam ketika sedang berpuasa bisa membatalkan puasa, akan tetapi alasan ini tidaklah memiliki dalil sama sekali, karena Rasulullah juga pernah berbekam ketika sedang puasa. Berikut dalilnya :

Dari Ibnu Abbas RA, berkata: “Rasulullah SAW berobat dengan hijamah ketika beliau sedang puasa.” (HR. Bukhari)

Dari seseorang, dia bercerita, “Rasulullah SAW bersabda: ‘Tidak batal puasa orang yang muntah atau orang yang bermimpi (basah) dan tidak juga orang yang berbekam’.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, sanad hasan oleh al-Albani)

Oleh karena itu bagi masyarakat yang ingin berbekam janganlah ragu karena telah ada dalil yang menegaskan bahwa berbekam tidak membatalkan puasa. Justru berbekam dalam keadaan perut kosong lebih baik daripada dalam keadaan perut kenyang. Karena dalam keadaan perut kenyang peredaran darah akan terfokus ke perut sehingga jika titik bekamnya dibagian punggung dapat menyebabkan darah yang dikeluarkan dibagian punggung tersebut menjadi berkurang. Sebagaimana disebutkan dalam Hadits :

Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Berbekam dilakukan dalam keadaan perut kosong adalah yang paling ideal, dimana ia akan menambah kecerdasan otak dan menambah ketajaman menghafal. Ia akan menambah seorang penghafal lebih mudah menghafal. Oleh karena itu, barangsiapa hendak berbekam, maka sebaiknya dia melakukannya pada hari Kamis dengan menyebut nama Allah SWT. Hindarilah berbekam pada hari Jumat dan hari Sabtu serta hari Ahad. Berbekamlah pada hari Senin dan Selasa. Hindarilah berbekam pada hari Rabu, karena Rabu merupakan hari dimana nabi Ayyub tertimpa malapetaka. Tidaklah timbul penyakit kusta dan lepra, kecuali pada hari Rabu atau malam hari Rabu.” (Shahih Sunan Ibnu Majah, II/261, karya Imam al-Albani)

Dalam Hadits lain juga disebutkan :

Berbekam sebelum makan pagi sangat baik, karena padanya terdapat obat dan barakah, dapat menambah kecerdasan dan hapalan. Menambah hapalan seorang penghapal....” [lihat : Ash-Shahiihah no. 766].

Titik Sunnah Bekam

Titik Sunnah bekam adalah titik dimana Rasulullah SAW Pernah Berbekam / Perkataan beliau yang menunjukkan titik dimana harus berbekam. Beberapa titik sunnah tersebut adalah :

1. Ummu Mughits / Ubun-ubun / Kepala

Dari Anas bin Malik RA, dia bercerita: “Nabi SAW pernah berbekam ketika beliau tengah berihram karena rasa sakit yang beliau rasakan di kepalanya.” (Shahih Ibnu Khuzaimah, karya al-A’zhami (IV/187))

Dari Abdullah bin Buhainah RA, dia bercerita: “Rasulullah SAW berbekam di bagian tengah kepalanya sedang beliau tengah berihram karena pusing yang beliau rasakan.” (HR. Bukhari)

Dari Ibnu Umar RA, dia bercerita: “Nabi SAW pernah berbekam di kepalanya dan menyebutnya dengan Ummu Mughits.” (Kitabal-Fawaaid, dinilai hasan oleh al-Albani)

2. Kahil / Punggung

Dalam hadis Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi, dari Anas: “Bahwa Nabi shallAllaah ‘alayhi wa sallam berbekam tiga kali bekaman di akhda’ain dan Kahil” Akhda’aian (dua akhda’) adalah dua urat di samping kanan dan kiri leher, sedangkan kahil adalah titik di antara kedua bahu, agak menonjol, di bagian paling atas punggung yang bersambung dengan leher. Titik ini di bawah cervical 7 yaitu tulang yang paling menonjol di punuk.

Manfaat : Hipertensi, Pilek, asthma bronchial, muntah-muntah, selesma kronis, malaria, demam, TBC, influenza, epilepsi, kekakuan leher, kedutan pada punggung dan lengan atas, pusing, dan penyakit dalam tulang belakang leher, Mimisan / epistaksis, Stroke dll.

3. Katifain / Dibahu Kanan dan Kiri

Dari Abu Kabsyah al-‘Anmari RA: “Rasulullah SAW pernah dibekam bagian tengah kepalanya dan diantara kedua pundaknya. Dan Beliau bersabda: ‘Barangsiapa mengalirkan darah ini, maka tidak akan mudharat baginya untuk mengobati sesuatu dengan sesuatu’.” (Shahih Sunan Abu Dawud (no. 3268), lihat juga kitabJaami’ul Ushuul(VII/541)

Dalam hadis Abu Kabsyah Al-Anmari, ia berkata:“Rasuulullaah ShallAllaah ‘alayhi wa sallam berbekam di titik haamah dan titik di antara kedua bahunya. Beliau bersabda: “Barangsiapa telah mengalirkan sebagian darah ini (berbekam), maka tidak akan terkena bahaya andai ia tidak berobat dengan pengobatan apapun disebabkan penyakit apapun.’ (H.R. Ibnu Majah, Baihaqi, dan Abu Dawud).

Haamah adalah titik di kepala. Ada yang mengatakan di puncak dan tengah kepala.

4. Akhdain / Urat Merih Leher Kanan dan Kiri

Dalam hadis Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi, dari Anas: “Bahwa Nabi shallAllaah ‘alayhi wa sallam berbekam tiga kali bekaman di akhda’ain dan Kahil” Akhda’aian (dua akhda’) adalah dua urat di samping kanan dan kiri leher, sedangkan kahil adalah titik di antara kedua bahu, agak menonjol, di bagian paling atas punggung yang bersambung dengan leher. Titik ini di bawah cervical 7 yaitu tulang yang paling menonjol di punuk.

Dari Anas bin Malik RA: “Bahwa Nabi SAW pernah berbekam di kedua urat merih (vena jugularis/jugular vein) dan punggung bagian atas.” (HR. Abu Dawus, dishahihkan oleh al-Albani)

Manfaat : malaria, demam, TBC, Pilek, influenza, asthma bronchial, epilepsi, kekakuan leher, muntah-muntah, kedutan pada punggung dan lengan atas, pusing, selesma kronis, dan penyakit dalam tulang belakang leher. Hipertensi, Mimisan / epistaksis, Stroke dll.

5. Alawarik / Pinggang / Pinggul Kiri Dan Kanan

Dari Jabir, bahwa Nabi shallAllaah ‘alayhi wa sallam berbekam di pinggulnya disebabkan oleh wats’ (luka memar).”Wats’ adalah rasa sakit pada daging yang tidak sampai ke tulang atau rasa sakit pada tulang yang tidak disertai keretakan yang kita biasa sebut sebagai memar.

Manfaat : kolik ginjal, diare kronis, kuping berbunyi, beser mani, ngompol, impotent, keputihan hipersex, , kencing darah pada batu ginjal, sering kencing, urine sedikit, susah tidur bersifat lemah, , haid tidak teratur, mata kabur karena Yin Ginjal kurang.

6. Punggung kaki kanan dan kiri

Dari Anas RA, berkata: “Bahwa Nabi SAW pernah berbekam ketika beliau tengah berihram di bagian punggung kaki beliau karena rasa sakit yang ada padanya.” (Shahih Ibnu Khuzaimah, karya al-A’zhami (IV/187))

Dari Qatadah, dari Anas bahwa Rasuulullaah ShallAllaah ‘alayhi wasallam berbekam ketika ihram, di punggung telapak kaki disebabkan oleh memar. (H.R. Nasai).

7. Titik yang terasa sakit karena terkilir atau tersandung

Dari Jabir RA, dia bercerita: “Sesungguhnya Nabi SAW jatuh dari kuda beliau dan menimpa batang pohon, sehingga kaki beliau patah. Waki’ RA berkata: ’Sesungguhnya Nabi SAW berbekam di bagian kaki yang terkilir’.” (Shahih Sunan Ibnu Majah, karya al-Albani )

Dari Jabir RA: “Nabi SAW pernah berbekam karena kakinya tersandung/terkilir.” (Shahih Ibnu Khuzaimah)

8. Rongga Tengkuk

Disebutkan oleh Abu Nu’aim di dalam kitabath-Thibbun Nabawi, sebuah haditsmarfu’: “Kalian harus berbekam dijauzatil qamahduwah (rongga tengkuk), karena sesungguhnya ia dapat menyembuhkan dari 5 penyakit.” Beliau menyebutkan diantaranya adalah kusta.

Dalam perkembangan ilmu bekam, selain titik sunah di atas telah ditemukan lagi titik-titik bekam sesuai dengan jenis penyakitnya, walaupun ada sedikit perbedaan diantara para ahli mengenai tempat titik bekam untuk pengobatan jenis penyakit tertentu. Wallaahu 'Alam.

Sekian artikel dari saya semoga bermanfaat,
Jika ada tanggapan atau pertanyaan silahkan tulis di kolom komentar dibawah ini, terimakasih
barakallaahu fikum.....Amien..
Wassalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh


Kami Melayani Berbagai Terapi Panggilan Untuk Wilayah Kota Bandung Dan Sekitarnya Diantaranya :

    Ruqyah Syar'iyyah
    Bekam / Hijamah
    Gurah Hidung
    Gurah Mata
    Gurah Telinga
    Terapi Lintah
    Reflexy
    Pijat Tradisional
    Yumeiho


    Hubungi :
    Abu Haura
    085295035000 ( Tlp / SMS / WA )
    Jalan Pungkur Bandung

Kami Juga Menerima Bekam Panggilan Ke Rumah Anda

LINK TERKAIT :

http://bekam-kota-bandung.blogspot.co.id/
http://bekam-panggilan-bandung.blogspot.co.id/
http://bekambandungkota.blogspot.co.id/
http://bekambandungpanggilan.blogspot.co.id/
http://ruqyahkotabandung.blogspot.co.id/
http://tempatruqyahbandung.blogspot.co.id/
http://ruqyah-bandung.blogspot.co.id/
http://rukyah-bekam.blogspot.co.id/

0 comments:

Post a Comment